Selasa, 02 Oktober 2012

Cara memperbaiki koneksi jaringan

Persiapan untuk melakukan perbaikan konektifitas jaringan pada komputer client yang bermasalah harus terlebih dahulu mengetahui peralatan-peralatan yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam jaringan tersebut. Selain peralatan dalam proses perbaikan konektifitas kita juga harus mengetahui jenis topologi jaringan yang digunakan oleh komputer client tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam proses persiapan dan proses perbaikan kita tidak menggunakan sistem trial and error yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa mengetahui permasalahan yang dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan berikut akan membahas tentang persiapan perbaikan konektiftas pada jaringan dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya pada jaringan dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak digunakan.> Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Bus
Merupakan topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.

Karakteristik topologi Bus adalah:

  • Merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
  • Paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi
  • Signal merewati 2 arah dengan satu kabel kemungkinan terjadi collision (tabrakan data atau tercampurnya data).
  • Permasalahan terbesar jika terjadi putus atau longgar pada salah satu konektor maka seluruh jaringan akan berhenti
Topologi Bus adalah jalur transmisi dimana signal diterima dan dikirim pada setiap alat/device yang tersambung pada satu garis lurus (kabel), signal hanya akan ditangkap oleh alat yang dituju, sedangkan alat lainnya yang bukan tujuan akan mengabaikan signal tersebut/hanya akan dilewati signal.

Persiapan yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:

a) Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jarinagn (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya pada PC terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA.

b) Kabel dan konektor
Kabel yang digunakan untuk jaringan dengan topologi Bus adalah menggunakan kabel coaxial. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk ( disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung logam/metal dalam kabel tersebut.
Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10 mbps.
Kabel Coaxial atau kabel RG-58 atau kabel 10base2 (ten base two) memiliki jangkauan antara 300 m dan dapat mencapai diatas 300m dengan menggunakan repeater. Untuk dapat digunakan sebagai kabel jaringan harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dengan diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna gelap.
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:

  1. Konektor BNC Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel coaxial.
  2. TerminatorBNC Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
  3. TBNC Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung jaringan.


> Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Star
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan untuk menambah, megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada panjang kabel yang dapat menyebabkan (loss effect) karena hukum konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.

Karateristik topologi Star adalah:

  • Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
  • Mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node.
  • Keunggulan jika terjadi kerusakan pada salah satu node maka hanya pada node tersebut yang terganggu tanpa mengganggu jaringan lain
  • Dapat digunakan kabel lower karena hanya menghandle satu traffic node dan biasanya menggunakan kabel UTP.
Persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:

1. Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk jaringan menggunakan topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.

2. Kabel dan Konektor
Kabel yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah UTP (Unshielded Twisted Pair). Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain dengan tujuan mengurangi interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai dengan 100 mbps tetapi mempunyai jarak pendek yaitu maximum 100m. Umumya di Indonesia warna kabel yang terlilit adalah (orangeputih orange), (hijau-putih hijau), (coklat-putih coklat) dan (biruputih biru).
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi star dengan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yakni menggunakan konektor RJ 45 dan untuk mengepres kabel menggunakan tang khusus yakni Cramping tools.

Memperbaiki Konektifitas Jaringan pada PC
Perbaikan konektifitas merupakan tindakan untuk memperbaiki atau menghubungkan komputer client dengan komputer jaringan. Tindakan yang dilakukan adalah termasuk pemasangan dan konfigurasi ulang perangkat yang diganti.
Pada pembahasan berikut akan membahas pada perbaikan konektifitas pada jaringan dengan Topologi Bus dan Topologi Star. Hal ini dilakukan untuk lebih memperdalam bahasan sesuai dengan kegiatan belajar yang pertama.

Tindakan perbaikan konektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:

1) Pemasangan Kartu Jaringan (LAN Card) pada Motherboard
Pemasangan Kartu jaringan pada motherboar disesuaikan dengan kartu jaringan yang dimiliki apakah menggunakan model ISA atau PCI. Kartu jaringan model ISA tidak dapat dipasangkan pada slot PCI dan sebaliknya. Jadi pemasangan kartu jaringan harus sesuai dengan slot ekspansinya. Karena ukuran slot ekspansi yang tidak sama maka mempermudah dalam pemasangan sehingga tidak mungkin tertukar. Pemasangan kartu jaringan dapat dilakukan pada slot manapun selama slot tersebut tidak dipakai oleh komponen lain atau masih kosong. Karena apabila anda memindah komponen yang sudah ada maka saat menghidupkan komputer windows akan mendeteksi ulang pada seluruh komponen sehingga akan melakukan inisialisasi ulang ini terjadi pada windows 98, Windows 2000 dan windows XP.

2) Pemasangan Kabel pada Konektor
a) Pemasangan Kabel Coaxial dan Konektor BNC
Pemasangan Kabel Coaxial dan konektor BNC harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai terjadi short atau hubung singkat karena dapat menyebabkan kabel yang kita buat membuat sistem jaringan menjadi down. Pengecekan apakah kabel tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak putus ditengah juga harus dilakukan karena ini juga sebagai antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan konektifitas. Pengecekan dapat dilakukan dengan multimeter pada kedua ujung apakah ada short atau putus tidak. Jika tidak ada maka dapat dilakukan penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC. Setelah selesai penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC harus di cek lagi apakah ada short atau putus dalam kabel tersebut dengan menggunkan multimeter.

b) Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45
Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45 untuk jaringan susunan kabel harus dilakukan standarisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penambahan jaringan baru tanpa harus melihat susunan yang dipakai jika telah menggunakan standarisasi pengurutan kabel UTP ke konektor RJ 45.

Pengkabelan menggunakan Kabel UTP terdapat dua metode yaitu:
1. Kabel Lurus (Straight Cable)
Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable) digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
2. Kabel Silang (Crossover Cable)
Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data. Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.
3) Pemasangan Konektor pada sistem Jaringan
a) Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus
Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus yang menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
b) Pemasangan Kabel UTP dengan Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star
Pemasangan Kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahankan untuk menambah, megurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.

4) Seting konfigurasi (penginstalan driver kartu jaringan, pemilihan Protocol, Pengisian IP Address, subnet mask dan workgroup.
Apabila secara hardware semua telah terpasang dengan baik maka langkah selanjutnya adalah konfigurasi secara software yang dapat dilakukan dengan cara:
a) Penginstallan Driver Kartu Jaringan (LAN Card)
Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel
b) Pemilihan Protocol
Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card) dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan cara-cara berikut:
c) Pengisian IP Address dan Subnetmask
IP Address merupakan alamat komputer yang unik dalam sistem jaringan. Karena dalam sistem jarigan yang dituju adalah IP Address sehingga jika terjadi IP Address yang sama maka kedua komputer cross penggunaan alamat yang sama.
Kelas Alamat IP Address
IP Address dikelompokkan menjadi lima kelas; Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan Kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikijaringan, tetapi jaringan ini memiliki jumlah host yang banyKelas C dipakai untuk banyak jaringan, tetapi jumlah host sedikit, Kelas D dan E tidak banyak digunakan. Setiap alamat IP terdiri dari dua field, yaitu:

  • Field NetId : alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer dihubungkan
  • Field HostId : alamat device logical secara khusus digunakan untuk mengenali masing-masing host pada subnet.
d) Pemilihan Workgroup
Pemilihan workgroup untuk menentukan kelompok mana yang kita hubungai. Workgroup dapat juga disebut nama Jaringan yang ada jadi untuk masuk sistem harus menuju ke nama jaringan yang dituju apabila tidak maka juga tidak masuk dalam sistem jaringan tersebut.
Memeriksa, Menguji & Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Perbaikan Konektifitas Jaringan pada PC
Tindakan yang dilakukan setelah konfigurasi sistem selesai dapat dilakukan tindakan akhir yakni:
1) Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan 2) Pengujian konektifitas jaringan 3) Pembuatan laporan hasil perbaikan pekerjaan yang telah dilakukan
Dengan tindakan-tindakan tersebut diatas diharapkan perbaikan konektifitas dapat teruji dan handal sehingga tidak menggangu jaringan yang telah ada. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah konektifitas yang telah dilakukan berhasil dapat dilakukan dengan cara:

A. Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan Pemeriksaan ulang konektifitas jaringan merupakan tindakan pengecekan ulang kembali dari proses paling awal yakni:

  1. Memeriksa pemasangan kartu jaringan (LAN Card) apakah telah terpasang dengan baik atau tidak
  2. Memeriksa Pemasangan konektor Kabel pada hub/switch atau konektor lain tidak mengalami short atau open,
  3. Pemasangan konektor tidak longgar
  4. Setting dan konfigurasi kartu jaringan secara software telahbenar sesuai dengan ketentuan jaringan sebelumnya baik dari instalasi driver kartu jaringan, Konfigurasi IP Address, Subnet mask dan Workgroup yang digunakan.
Apabila semua telah terpasang dengan baik dan benar maka langkah selanjutnya adalah pengujian konektifitas jaringan.

B. Pengujian konektifitas jaringan
Pengujian atau pengetesan jaringan dilakukan untuk mengetahui apakah komputer yang kita konektifitaskan telah berhasil masuk dalam sistem jaringan yang dituju.
Dalam menu network tersebut kita gunakan Fine Computer dimana kita akan melakukan pencarian berdasarkan nama komputer yang ada dalam jaringan saat penentuan identification pada saat penentuan workgroup.
Pada dialog find computer kita mencari berdasarkan nama komputer yang dicari. Hasil pencarian akan ditampilkan berupa daftar komputer yang telah sesuai dengan nama yang kita masukkan.
Cara pengujian hasil koneksi jaringan dapat pula dilakukan dengan cara double klik pada icon Network Neighborhood akan didapatkan daftar nama komputer yang telah masuk dalam jaringan sampai saat pengaksesan tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah komputer tersebut telah terhubung dengan jaringan adalah dengan masuk pada windows explorer disana akan memberikan informasi secara lengkap.
Pengujian dapat pula dilakukan dengan menggunakan Ms Dos untuk melihat konfigurasi pada TCP/IP. Pada windows Ms Dos ketikkan C:>IPCONFIG /ALL (IP Configuration)
IPCONFIG (IP Configuration) memberikan informasi hanya pengalamatan TCP/IP pada konputer tersebut saja. Dari gambar tersebut bahwa komputer tersebut memiliki nomor IP Addres adalah 10.1.1.7 dan Subnet Masknya adalah 255.255.255.0 Untuk informasi yang lebih lengkap dapat juga dilakukan dengan mengetikkan pada Ms Dos adalah C:> IPCONFIG /ALL|MORE.
Dari tampilan IPCONFIG secara keseluruhan (all) dapat diperoleh informasi bahwa :
a) Host Name (Nama Komputer) adalah Komp_5
b) Diskripsi Kartu jaringannya adalah menggunakan Realtek RTL8029(AS) jenis Eternet Adapter.
c) Physical Adapter adalah 05-62-48-97-29-83
d) IP Addres adalah 10.1.1.5
e) Subnet Masknya adalah 255.255.255.0

Untuk mendeteksi apakah hubungan komputer dengan jaringan sudah berjalan dengan baik maka dilakukan utilitas ping. Utilitas Ping digunakan untuk mengetahui konektifitas yang terjadi dengan nomor IP address yang kita hubungi.
Perintah ping untuk IP Address 10.1.1.1, jika kita lihat ada respon pesan Replay from No IP Address 10.1.1.1 berarti IP tersebut memberikan balasan atas perintah ping yang kita berikan. Diperoleh Informasi berapa kapasitas pengiriman dengan waktu berapa lama memberikan tanda bahwa perintah untuk menghubungkan ke IP Address telah berjalan dengan baik.
Apabila alamat yang dihubungi tidak aktif atau tidak ada maka akan ditampilkan data Request Time Out (IP Address tidak dikenal).
Berarti komputer tersebut tidak dikenal dalam sistem jaringan, atau sedang tidak aktif. Setelah melakukan pengujian pada sistem jaringan setiap komputer telah dapat terhubung dengan baik. Sistem jaringan tersebut dapat digunakan untuk sharing data ataupun printer, modem (Internet) dan sebagainya.
Sharing dimaksudkan untuk membuka jalan untuk komputer client lain mengakses atau menggunakan fasilitas yang kita miliki.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akan disharingkan kemudian klik kanan lalu klik sharing.
Dengan sharing sistem jaringan dapat menggunakan 1 unit printer untuk mencetak data dari setiap komputer client sehingga memotong ongkos biaya untuk pembelian printer yang banyak.
Sebagai contoh sebuah komputer telah mensharing drive A, C, D, E, G dan sebuah printer canon berarti komputer tersebut membuka akses untuk setiap komputer dapat melihat, membuka dan menggunakan fasilitas printer yang ia miliki.



Referensi : http://zainulcr7.blogspot.com/2009/11/melakukan-perbaikan-dan-atau-setting.html

Cara memasang Firewall

Kali ini, saya akan memberikan tutorial mengenai cara memasang Firewall pada jaringan. Disini saya akan menggunakan sistem operasi Ubuntu Server dan iptables untuk konfigurasi Firewall. Untuk lebih jelasnya, lanjut saja..
Topologi untuk percobaan kali ini adalah seperti gambar berikut :


Kasusnya seperti ini :
Pada sebuah jaringan seperti gambar di atas, terdapat 3 host. PC Client, Firewall, dan Web Server. PC Client tidak diperbolehkan untuk melakukan remote ke Firewall. PC Client dan Firewall tidak dapat mengakses HTTP pada Web Server.
Berikut adalah konfigurasinya :
Pertama, atur pengalamatan terlebih dahulu, seperti pada gambar berikut :

 Pengalamatan pada PC Client
Pengalamatan pada Web Server
Pengalamatan pada Router Firewall
Setelah semua host terkoneksi, lakukan pengujian SSH dan HTTP berikut :
:: Lakukan Remote SSH dari PC Client ke Router Firewall

:: Lakukan akses HTTP dari Client dan Router ke Web Server
Dari Client
Dari Router
Jika berhasil, maka saatnya untuk memblokir akses SSH dan HTTP sesuai kasus yang telah disebutkan. Caranya adalah…
Lakukan perintah berikut di Router Firewall :




Lakukan pengujian SSH dan HTTP sekali lagi, jika akses gagal, maka konfigurasi iptables berhasil. 



Dengan menggunakan iptables, administrator jaringan dapat mengatur layanan apa saja yang dapat digunakan atau yang dilarang bagi clientnya.
Selamat Mencoba !


Referensi : http://alpin-tkj-smkn1-jakarta.blogspot.com/search/label/Firewall

Mendesain Sistem keamanan Jaringan

Mendesain Sistem keamanan Jaringan


Berikut ini adalah langkah- langkah yang diperlukan dalam membangun sebuah firewall:
1. Menentukan topologi jaringan yang akan digunakan.
2. Menentukan kebijakan atau policy.
3. Menentukan aplikasi – aplikasi atau servis-servis apa saja yang akanberjalan.
4. Menentukan pengguna-pengguna mana saja yang akan dikenakan oleh satuatau lebih aturan firewall.
5. Menerapkan kebijakan, aturan, dan prosedur dalam implementasi firewall.
6. Sosialisasi kebijakan, aturan, dan prosedur yang sudah diterapkan.
Berikut ini diberikan contoh penerapan iptables pada firewall. Konfigurasi network yang digunakan untuk contoh diilustrasikan pada gambar 11.14.

Pada gambar di atas terdapat suatu firewall yang mempunyai dua antar muka. Firewall berhubungan dengan jaringan internet melalui antar muka eth0 danberhubungan dengan jaringan privat melalui antar muka eth1. Kadang-kadang firewall berhubungan dengan jaringan internet menggunakan modem, dalam halini antarmuka eth0 dapat diganti dengan ppp0.
Kemampuan pertama yang harus di miliki firewall adalah melakukan forward IP Address dari antarmuka eth0 menuju antarmuka eth1 dan sebaliknya dari antarmuka eth1 menuju antarmuka eth0. Caranya adalah dengan memberi nilai 1 pada parameter ip_forward dengan perintah.
# echo ”1” >/proc/sys/net/ipv4/ip_forward
Dalam beberapa variant Linux dilakukan dengan memberi baris konfigurasi pada file /etc/sysconfig/network.
MEMBUAT INISIALISASI
Inisialisasi aturan iptables digunakan untuk membuat kebijakan umum terhadap rantai Iptables yang akan di terapkan pada firewall. Kebijakan ini akan di terapkan jika tidak ada aturan yang sesuai. Kebijakan umum yang diterapkan dalam suatu firewall umumnyaadalah sebagai berikut:
1. Kebijakan untuk membuang semua paket yang menuju, melintas dan keluar darifirewall.
# iptables –p input DROP
# iptables –p forward DROP
# iptables –p output DROP
2. Kebijakan untuk menerima semua paket yang menuju dan meninggalkanperangkat loopback.
# iptables – A INPUT – i lo – j ACCEPT
# iptables – A OUTPUT– o lo – j ACCEPT
3. Kebijakan menerima semua paket sebelum mengalami routing.
# iptables – t nat – p POSTROUTING – j ACCEPT
# iptables – t nat – p PREROUTING – j ACCEPT
MENGIJINKAN LALU-LINTAS PAKET ICMP
Paket ICMP biasanya digunakan untuk menguji apakah suatu peralatan jaringan sudahterhubung secara benar dalam jaringan. Biasanya untuk menguji apakah suatu peralatansudah terhubung secara benar dalam jaringan dapat dilakukan dengan perintah ping.
Perintah ini akan mencoba mengirim paket ICMP ke alamat IP tujuan dan menggunakan tanggapan dari alamat IP tersebut. Untuk memberikan keleluasaan keluar, masuk dan melintasnya paket ICMP diterapkan dengan aturan tersebut.
# iptables – A INPUT –p icmp -j ACCEPT
# iptables – A FORWARD –p icmp -j ACCEPT
# iptables – A OUPUT –p icmp -j ACCEPT
Maksud perintah di atas adalah sebagai berikut:
1.Firewall mengijinkan paket ICMP yang akan masuk.
2.Firewall mengijinkan paket ICMP yang akan melintas.
3.Firewall mengijinkan paket ICMP yang akan keluar.
Perintah ketiga ini memungkinkan firewall untuk mananggapi paket ICMP yang dikirimke firewall. Jika perintah ketiga tidak diberikan, maka firewall tidak dapat mengirim keluar tanggapan paket ICMP.
Catatan :
Kadang-kadang paket ICMP digunakan untuk tujuan yang tidak benar, sehingga kadang-kadang firewall ditutup untuk menerima lalu lintas paket tersebut. Jika firewall tidak diijinkan untuk menerima lalu lintas paket ICMP, maka perintah diatas tidak perlu dicantumkan.
MENGIJINKAN PAKET SSH MASUK FIREWALL
Untuk mengkonfigurasi komputer dalam jaringan, biasanya dilakukan secara jarak jauh. Artinya pengelolaan tidak harus datang dengan berhadapan dengan komputer tersebut.Termasuk dalam hal ini untuk pengelolaan firewall. Untuk mengelola firewall dari jarak jauh, dapat digunakan program SSH.
Program SSH menggunakan paket TCP dengan port 22 untuk menghubungkan antara duakomputer. Oleh sebab itu firewall harus mengijinkan paket dengan tujuan port 22 untuk masuk ke firewall. Firewall juga harus mengijinkan paket yang berasal dari port 22untuk keluar dari firewall. Berikut ini perintah yang diterapkan untuk mengijinkan akses SSH melalui antarmuka eth1 yaitu dari jaringan privat.
# iptables – A INPUT –p tcp –dport 22 –i eth1 -j ACCEPT
# iptables – A OUTPUT –p tcp –sport 22 –o eth1 -j ACCEPT
# iptables – A INPUT –p tcp –dport 22 –i eth1 -j ACCEPT
# iptables – A OUTPUT –p tcp –sport 22 –o eth1 -j ACCEPT
Maksud dari perintah di atas adalah sebagai berikut:
1. Firewall mengijinkan masuk untuk paket TCP yang punya tujuan port 22 melaluiantarmuka eth1.
2. Firewall mengijinkan keluar untuk paket TCP yang berasal dari port 22 melaluiantarmuka eth1.
Aturan tersebut memungkinkan akses SSH hanya dari jaringan privat melalui antarmuka eth1. Untuk alasan keamanan, akses SSH dari jaringan privat dapat dibatasi untuk aksesyang hanya berasal dari alamat jaringan tertentu atau bahkan dari komputer tertentu(input). Hal ini dilakukan dengan menambah opsi –s diikuti alamat jaringan atau alamatIP pada perintah pertama.
# iptables – A INPUT –s 202.51.226.37 –p tcp –dport 22 –i eth1 -j ACCEPT
Sintaks diatas adalah aturan yang akan menerima input paket TCP pada eth1 yang berasaldari alamat IP 202.51.226.37 dengan tujuan port 22.
MENGIJINKAN AKSES HTTP MELINTAS FIREWALL
Akses http merupakan protokol yang paling banyak digunakan untuk berselancar diinternet. Informasi yang disajikan pada internet umumnya menggunakan akses
http ini.
Akses http menggunakan port 80 dengan jenis paket TCP.Firewall biasanya mengijinkan akses http terutama yang melintas firewall baik yangkeluar atau masuk jaringan privat. Akses http yang keluar jaringan privat digunakanuntuk memberi akses http bagi komputer yang berada di jaringan privat. Sedangkan akses http dari internet terjadi apabila pada jaringan privat terdapat server web yang dapatdiakses dari jaringan internet.
Penerapan aturan iptables untuk mengijinkan akses http adalah sbb :
# iptables – A FORWARD –p tcp –dport 80 –i eth1 -j ACCEPT
# iptables – A FORWARD –p tcp –sport 80 –o eth1 -j ACCEPT
# iptables – A FORWARD –p tcp –dport 80 –i eth0 -j ACCEPT
# iptables – A FORWARD –p tcp –sport 80 –o eth0 -j ACCEPT
Maksud dari perintah di atas adalah sebagai berikut:
1. Firewall mengijinkan melintas untuk paket TCP yang punya tujuan port 80melalui antarmuka eth1.
2. Firewall mengijinkan melintas untuk paket TCP yang punya asal port 80 melaluiantarmuka eth1.
3. Firewall mengijinkan melintas untuk paket TCP yang punya tujuan port 80melalui antarmuka eth0.
4. Firewall mengijinkan melintas untuk paket TCP yang punya asal port 80 melaluiantarmuka eth0.
Perintah pertama dan kedua digunakan untuk mengijinkan akses http yang berasal dari jaringan privat, sedangkan perintah ketiga dan keempat digunakan untuk mengijinkanakses http yang berasal dari internet. Keempat perintah tersebut dapat diganti dengan satu perintah menggunakan opsi multiport sebagai berikut :
# iptables – A FORWARD –p tcp –m multiport --port 80 -j ACCEPT
Perintah tersebut menyatakan bahwa firewall mengijinkan paket TCP yang punya port 80(tujuan / asal) untuk melintas (dari eth0 atau eth1).
MENGIJINKAN QUERY SERVER DNS
Firewall biasanya mempunyai minimal satu alamat IP untuk server DNS. Untuk queryserver DNS digunakan paket UDP melalui port 53. Firewall memerlukan query server DNS untuk menentukan alamat IP yang berhubungan dengan suatu nama host. Queryserver DNS pada firewall ini biasanya diijinkan untuk query server DNS keluar firewall(baik via eth0 atau eth1) dan query server DNS melintasi server firewall. Aturan Iptables yang diterapkan untuk mengijinkan query sever DNS keluar dari firewall adalah sebagai berikut :
# iptables – A OUTPUT –p udp –dport 53 –o eth1 -j ACCEPT
# iptables – A INPUT –p udp –dport 53 –i eth1 -j ACCEPT
# iptables – A OUTPUT –p udp –dport 53 –o eth0 -j ACCEPT
# iptables – A INPUT –p udp –dport 53 –i eth0 -j ACCEPT

Identifikasi pengendalian pada sistem keamanan jaringan


Identifikasi Pengendalian pada sistem keamanan jaringan 

Pengertian :
Keamanan jaringan adalah proses untuk melindungi sistem dalam jaringan dengan mencegah dan mendeteksi penggunaan yang tidak berhak dalam jaringan.
Untuk mengendalikan keamanan, yang harus diperhatikan adalah  komponen-komponen yang memberikan andil dalam resiko ( risk management ), komponen tersebut adalah :
1. Assets ( Aset )
  • Hardware
  • Software
  • Dokumentasi
  • Data
  • Lingkungan
  • Manusia
2. Threats ( ancaman )
  • Pemakai
  • Teroris
  • Kecelakaan
  • Crackers
  • Penjahat kriminal
  • Intel luar negeri
3. Vulnerabilities ( kelemahan)
  • Software bugs
  • Hardware bugs
  • Radiasi
  • Keteledoran
  • Media penyimpanan
Usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan :
  • Usaha untuk mengurangi Threats
  • Usaha untuk mengurangi Vulnerabilities
  • Usaha untuk mengurangi impact
  • Mendeteksi kejadian yang tidak bersahabat ( hostile event )
  • Recover ( pemulihan )
Kejahatan Komputer :
Menurut David Icove, berdasarkan lubang keamanan, keamanan dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :
  1. Keamanan yang bersifat fisik ( physical security ), termasuk dalam keamanan ini adalah akses orang ke gedung, peralatan dan media yang digunakan
  2. Keamanan yang berhubungan dengan orang ( personel ), termasuk dalam hal ini adalah identifikasi dan profil resiko orang yang mempunyai akses (pekerja).
  3. Keamanan dari data dan media serta teknik komunikasi, termasuk dalam kelas ini adalah kelemahan yang digunakan untuk mengelola data. Contoh seorang kriminal menjalankan virus.
  4. Keamanan dalam operasi, yang termasuk dalam kelas ini adalah prosedur yang digunakan untuk mengatur dan mengelola sistem keamanan, dan juga termasuk prosedur setelah penyerangan.
Aspek Keamanan :
Keamanan komputer ( computer security ) meliputi 4 aspek pokok :
  1. Privacy / Confidentiality, adalah usaha untuk menjaga informasi dari orang yang tidak berhak mengakses. Dalam privacy penekanan lebih pada data data yang sifatnya privat ( contoh ; email ), sedangkan Confidentiality biasanya berhubungan dengan data yang diberikan kepada pihak lain untuk keperluan tertentu.
  2. Integrity, yang dimaksuk integrity adalah bahwa informasi tidak boleh dirubah tanpa seijin pemilik informasi.
  3. Authentication, adalah aspek yang berkaitan dengan metode untuk menyatakan bahwa informasi betul – betul asli, dan orang yang mengakses adalah orang yang berhak. Ada tiga hal yang dapat ditanyakan untuk meyakinkan siapa dia sebenarnya, yaitu :
  • What you have ( kartu ATM )
  • What you know ( PIN / Passward )
  • What you are ( sidik jari )
4. Availability, adalah aspek yang menyakut ketersediaan informasi ketika dibutuhkan.
Selain empat aspek tersebut di atas, ada dua aspek lagi yang dapat mempengaruhi keamanan :
  1. Access Control, adalah aspek yang berhubungan dengan cara pengaturan akses informasi, hal ini biasanya berkaitan dengan klasifikasi data ( public, private, … )
  2. Non-repudiation, adalah aspek yang bertujuan agar seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan sebuah transaksi.
Penyeban dan masalah dalam sistem keamanan jaringan.
Ada dua penyebab dan masalah dalam sistem keamanan jaringan:
  1. Serangan yang berasal dari luar,
  • DoS ( Denial of Service ), merupakan serangan yang dilancarkan melalui paket-paket jaringan tertentu, biasanya paket-paket sederhana dengan jumlah yang besar dengan maksud mengacaukan keadaan jaringan
  • IP Spoofing, juga dikenal sebagai Source Address Spoffing, yaitu pemalsuan alamat IP attacker
  • Malware, serangan yang dilakukan ketika attacker menaruh program-program penghancur, seperti virus
  • FTP Attack, adalah serangan buffer overflow yang diakibatkan oleh perintah malformed. Tujuannya adalah untuk mendapatkan command shell, yang akhirnya user tersebut dapat mengambil source di dalam jaringan tanpa adanya otorisasi.
  • Sniffer, Adalah usaha untuk menangkap setiap data yang lewat dari suatu jaringan ( dapat berupa password ).
2. Serangan dari dalam
  • Password Attack, usaha penerobosan suatu sistem jaringan dengan cara memperoleh password dari jaringan tersebut.
  • Merusak file server
  • Deface web server,
Kerawanan yang terdapat dalam web server adalah :
-          Buffer overflow, hal ini terjadi karena attacker menambah errors pada port yang digunakan untuk web trafic
-          Httpd,
-          Bypasses,
-          Cross scripting
-          Web kode vulnerabilities
-          URL floods
Sumber lubang keamanan jaringan
Walaupun sebuah sistem jaringan sudah dirancang memiliki perangkat pengamanan, dalam operasi masalah keamanan harus selalu di monitor, hal ini di sebabkan karena :
-          Ditemukannya lubang keamanan
-          Kesalahan konfigurasi
-          Penambahan perangkat baru
Adapun sumber lubang keamanan dapat terjadi karena beberapa hal :
  1. Salah disain
  2. Implementasi yang kurang baik
  3. Salah konfigurasi
  4. Penggunaan program penyerang,
-          Pcapture, berjalan pada sistem operasi Unix
-          Sniffit, berjalan pada sistem operasi Unix
-          Tcpdump, berjalan pada sistem operasi Unix
-          webXRay, berjalan pada sistem operasi windows

Referansi :http://rulrid.wordpress.com/2010/06/08/identifikasi-pengendalian-pada-sistem-keamanan-jaringan/

Menentukan jenis jenis keamanan jaringan


Keamanan Jaringan Komputer

Jaringan Komputer adalah sebuah kumpulan dari komputer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan dan membentuk suatu sistem tertentu. Informasi bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi (data), mencetak pada printer yang sama dan dapat secara simultan menggunakan program aplikasi yang sama. Ada beberapa pembagian dari jenis-jenis jaringan yaitu :

1. LAN (Local Area Network)

Merupakan jaringan milik pribadi didalam gedung atau kampus yang berukuran sampai dengan beberapa kilometer. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor atau perusahaan untuk pemakaian bersama dan saling bertukar informasi.

2. MAN ( Metropolitan Area Network)

Merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar, biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara bahkan dapat digunakan untuk aplikasi TV kabel.

3. WAN ( Wide Area Network)

Jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas seringkali mencakup negara bahkan benua. Teknologi yang digunakan hampir sama dengan LAN.

4. INTERNET (Interconnected Network)

Jangkauannya mencakup seluruh dunia yang merupakan gabungan dari LAN,WAN, dan MAN yang ada. Perangkat keras yang dibutuhkan untuk membangun sebuah jaringan komputer yaitu : Komputer, Card Network, Hub, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan koneksi jaringan seperti: Bridges, Router dan lainnya yang dibutuhkan untuk process transformasi data didalam jaringan.

1. File Servers

2. Workstations

3. Network Interface Cards

4. Concentrators/Hubs

5. Repeaters

6. Bridges

7. Routers

File Servers

Sebuah file server merupakan jantungnya kebayakan Jaringan, merupakan komputer yang sangat cepat, mempunyai memori yang besar, harddisk yang memiliki kapasitas besar, dengan kartu jaringan yang cepat. Sistem operasi jaringan tersimpan disini, juga termasuk didalamnya beberapa aplikasi dan data yang dibutuhkan untuk jaringan.

Workstations

Keseluruhan komputer yang terhubung ke file server dalam jaringan disebut sebagai workstation. Sebuah workstation minimal mempunyai ; Kartu jaringan, Aplikasi jaringan (sofware jaringan), kabel untuk menghubungkan ke jaringan, biasanya sebuah workstation tidak begitu membutuhkan Floppy karena data yang ingin di simpan bisa dan dapat diletakkan di file server. Hampir semua jenis komputer dapat digunakan sebagai komputer workstation.

Network Interface Cards (NIC) atau Kartu Jaringan

Kartu Jaringan (NIC) merupakan perangkat yang menyediakan media untuk menghubungkan antara komputer, kebanyakan kartu jaringan adalah kartu internal, yaitu kartu jaringan yang di pasang pada slot ekspansi di dalam komputer. Kartu jaringan yang banyak terpakai saat ini adalah : kartu jaringan Ethernet, LocalTalk konektor, dan kartu jaringan Token Ring.

Hub/Konsentrator

Sebuah Konsentrator/Hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain. Dalam topologi Bintang, kabel twisted pair datang dari sebuah workstation masuk kedalam hub. Hub mempunyai banyak slot concentrator yang mana dapat dipasang menurut nomor port dari card yang dituju.

Repeaters

Contoh yang paling mudah adalah pada sebuah LAN menggunakan topologi Bintang dengan menggunakan kabel unshielded twisted pair. Dimana diketahui panjang maksimal untuk sebuah kabel unshileded twisted pair adalah 100 meter, maka untuk menguatkan sinyal dari kabel tersebut dipasanglah sebuah repeater pada jaringan tersebut.

Bridges / Jembatan

Adalah sebuah perangkat yang membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan, ini digunakan untuk mendapatkan jaringan yang efisien, dimana kadang pertumbuhan network sangat cepat makanya di perlukan jembatan untuk itu. Kebanyakan Bridges dapat mengetahui masing-masing alamat dari tiap-tiap segmen komputer pada jaringan sebelahnya dan juga pada jaringan yang lain disebelahnya pula. Bridges juga dapat di gunakan untuk mengkoneksi diantara network yang menggunakan tipe kabel yang berbeda ataupun topologi yang berbeda pula.

Routers

Sebuah Router mengartikan informaari dari satu jaringan ke jaringan yang lain, dia hampir sama dengan Bridge namun agak pintar sedikit, router akan mencari jalur yang terbaik untuk mengirimkan sebuah pesan yang berdasakan atas alamat tujuan dan alamat asal. Sementara Bridges dapat mengetahui alamat masing-masing komputer di masing-masing sisi jaringan, router mengetahui alamat komputerr, bridges dan router lainnya. router dapat mengetahui keseluruhan jaringan melihat sisi mana yang paling sibuk dan dia bisa menarik data dari sisi yang sibuk tersebut sampai sisi tersebut bersih.

Cara melindungi LAN :

1. VLAN (Virtual Local Area Network)

Suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation.

2. Firewall

Suatu cara/sistem/mekanisme yang diterapkan baik terhadap hardware , software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk melindungi, baik dengan menyaring, membatasi atau bahkan menolak suatu atau semua hubungan/kegiatan suatu segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan sebuah workstation, server, router, atau local area network (LAN) anda.

3. Port Security

4.RADIUS / TACACS Server TACACS (Terminal Access Controller Access-Control SystemServer)

merupakan protokol yang menyediakan layanan akses kontrol pada router, switch, dan peralatan jaringan lainnyadigunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan authentikasi, authorization dan accounting menjadi terpusat. Bayangkan jika kita mempunyai banyak router atau switch, jika kita ingin mengganti password maka akan memerlukan waktu yang banyak jika mengganti satu persatu maka disinilah Server tacacs berperan.

Tujuan Keamanan Jaringan Komputer :

• Availability / Ketersediaan

• Reliability / Kehandalan

• Confidentiality / Kerahasiaan

Cara Pengamanan Jaringan Komputer :

a. Autentikasi

* Proses pengenalan peralatan, sistem operasi, kegiatan, aplikasi dan identitas user yang terhubung dengan jaringan komputer.
* Autentikasi dimulai pada saat user login ke jaringan dengan cara memasukkan password.

Tahapan Autentikasi :

1. Autentikasi untuk mengetahui lokasi dari peralatan pada suatu simpul jaringan (data link layer dan network layer)

2. Autentikasi untuk mengenal sistem operasi yang terhubung ke jaringan (transport layer)

3. Autentikasi untuk mengetahui fungsi/proses yang sedang terjadi di suatu simpul jaringan (session dan presentation layer)

4. Autentikasi untuk mengenali user dan aplikasi yang digunakan (application layer)

b. Enkripsi

* Teknik pengkodean data yang berguna untuk menjaga data / file baik di dalam komputer maupun pada jalur komunikasi dari pemakai yang tidak dikehendaki.
* Enkripsi diperlukan untuk menjaga kerahasiaan data.

Teknik Enkripsi

• DES (Data Encription Standard)

• RSA (Rivest Shamir Adelman)

Resiko Jaringan Komputer :

Segala bentuk ancaman baik fisik maupun logik yang langsung atau tidak langsung mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung dalam jaringan.

Faktor- Faktor Penyebab Resiko Dalam Jaringan Komputer :

Jaringan komputer moderen adalah entitas dari banyak komponen kecil. Disini akan dijelaskan beberapa titik lemah dari komponen yang berbeda.

1. Weak protocols (protokol yang lemah).

Komunikasi Jaringan komputer menggunakan protokol antara client dan server. Kebanyakan dari protokol yang digunakan saat ini merupakan protocol yang telah digunakan beberapa dasawarsa belakangan. Protokol lama ini, seperti File Transmission Protocol (FTP), TFTP ataupun telnet, tidak didesain untuk menjadi benar-benar aman. Malahan faktanya kebanyakan dari protocol ini sudah seharusnya digantikan dengan protokol yang jauh lebih aman, dikarenakan banyak titik rawan yang dapat menyebabkan pengguna (user) yang tidak bertanggung jawab dapat melakukan eksploitasi. Sebagai contoh, seseorang dengan mudah dapat mengawasi “traffic” dari telnet dan dapat mencari tahu nama user dan password.

2. Software issue (masalah perangkat lunak).

Menjadi sesuatu yang mudah untuk melakukan eksploitasi celah pada perangkat lunak. Celah ini biasanya tidak secara sengaja dibuat tapi kebanyakan semua orang mengalami kerugian dari kelemahan seperti ini. Celah ini biasanya dibakukan bahwa apapun yang dijalankan oleh “root” pasti mempunyai akses “root”, yaitu kemampuan untuk melakukan segalanya didalam system tersebut. Eksploitasi yang sebenarnya mengambil keuntungan dari lemahnya penanganan data yang tidak diduga oleh pengguna, sebagai contoh, buffer overflow dari celah kemanan”format string” merupakan hal yang biasa saat ini. Eksploitasi terhadap celah tersebut akan menuju kepada situasi dimana hak akses pengguna akan dapat dinaikkan ke tingkat akses yang lebih tinggi. Ini disebut juga dengan “rooting” sebuah “host” dikarenakan penyerang biasanya membidik untuk mendapatkan hak akses “root”.

3. Buffer overflow.

“Buffer overflow” mempunyai arti sama dengan istilahnya. Programmer telah mengalokasikan sekian besar memory untuk beberapa variabel spesifik. Bagaimanapun juga, dengan celah keamanan ini, maka variabel ini dapat dipaksa menuliskan kedalam “stack” tanpa harus melakukan pengecekan kembali bila panjang variabel tersebut diizinkan. Jika data yang berada didalam buffer ternyata lebih panjang daripada yang diharapkan, maka kemungkinan akan melakukan penulisan kembali stack frame dari “return address” sehingga alamat dari proses eksekusi program dapat dirubah. Penulis “malicious code” biasanya akan akan melakukan eksploitasi terhadap penulisan kembali “return address” dengan merubah “return address” kepada “shellcode” pilihan mereka sendiri untuk melakukan pembatalan akses “shell” dengan menggunakan hak akses dari “user-id” dari program yang tereksploitasi tersebut. “Shellcode” ini tidak harus disertakan dalam program yang tereksploitasi, tetapi biasanya dituliskan ke dalam bagian celah dari “buffer”. Ini merupakan trik yang biasa digunakan pada variabel “environment” seperti ini. “Buffer overflow” adalah masalah fundamental berdasarkan dari arsitektur komputasi modern.Ruang untuk variabel dan kode itu sendiri tidak dapat dipisahkan kedalam blok yang berbeda didalam “memory”. Sebuah perubahan didalam arsitektur dapat dengan mudah menyelesaikan masalah ini, tapi perubahan bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan dikarenakan arsitektur yang digunakan saat ini sudah sangat banyak digunakan.

4. Format string.

Metode penyerangan “format string” merupakan sebuah metode penyerangan baru, ini diumumkan kepada publik diakhir tahun 2000. Metode ini ditemukan oleh hacker 6 bulan sebelum diumumkan kepada masyarakat luas. Secara fundamental celah ini mengingatkan kita akan miripnya dengan celah “buffer overflow”. Kecuali celah tersebut tercipta dikarenakan kemalasan (laziness), ketidakpedulian (ignorance), atau programmer yang mempunyai skill pas-pasan. Celah “format string” biasanya disebabkan oleh kurangnya “format string” seperti “%s” di beberapa bagian dari program yang menciptakan output, sebagai contoh fungsi printf() di C/C++. Bila input diberikan dengan melewatkan “format string” seperti “%d” dan “%s”kepada program maka dengan mudah melihat “stack dump” atau penggunaan teknik seperti pada “buffer overflow”. Celah ini berdasarkan pada “truncated format string” dari “input”. Ini merujuk kepada situasi dimana secara external, data yang disuplai yang diinterpretasikan sebagai bagian dari “format string argument”. Dengan secara spesial membuat suatu input dapat menyebabkan program yang bermasalah menunjukkan isi memory dan juga kontrol kepada eksekusi program dengan menuliskan apa saja kepada lokasi pilihan sama seperti pada eksploitasi “overflow”.

5. Hardware issue (masalah perangkat keras).

Biasanya perangkat keras tidak mempunyai masalah pada penyerangan yang terjadi. Perangkat lunak yang dijalankan oleh perangkat keras dan kemungkinan kurangnya dokumentasi spesifikasi teknis merupakan suatu titik lemah. Berikut ini merupakan contoh bagaimana perangkat keras mempunyai masalah dengan keamanan. ·

A) contoh 1:

Cisco Sudah lazim router cisco dianggap mempunyai masalah sistematis didalam perangkat lunak IOS (Interwork operating system) yang digunakan oleh mereka sebagai sistem operasi pada tahun 2003. Celah dalam perangkat lunak dapat menuju kepada “denial of service” (Dos) dari semua perangkat router. Masalah kemanan ini terdapat dalam cara IOS menangani protokol 53(SWIPE), 55(IP Mobility) dan 77(Sun ND) dengan nilai TTL (Time to live) 0 atau 1. Biasanya, Protocol Independent Multicast (PIM) dengan semua nilai untuk hidup, dapat menyebabkan router menandai input permintaan yang penuh terhadap “interface” yang dikirimkan. Sebagai permintaan bila penuh, maka router tidak akan melakukan proses “traffic” apapun terhadap “interface” yang dipertanyakan. Cisco juga mempunyai beberapa celah kemanan yang terdokumentasi dan “patch” yang diperlukan telah tersedia untuk waktu yang cukup lama.

B) contoh 2:

Linksys Perangkat linksys mempunyai harga yang cukup murah sehingga banyak digunakan oleh orang. Beberapa perangkat linksys mempunyai masalah dengan celah kemanan yang dapat menuju kepada serangan “denial of service” (DoS). Celah kemanan yang memprihatinkan terdapat pada penanganan parameter “URL Embedded” yang dikirimkan kepada perangkat.

6. Misconfiguration (konfigurasi yang salah).

Kesalahan konfigurasi pada server dan perangkat keras (hardware) sangat sering membuat para penyusup dapat masuk kedalam suatu system dengan mudah. Sebagai contoh, penggantian halaman depan suatu situs dikarenakan kesalahan konfigurasi pada perangkat lunak “www-server” ataupun modulnya. Konfigurasi yang tidak hati-hati dapat menyebabkan usaha penyusupan menjadi jauh lebih mudah terlebih jika ada pilihan lain yang dapat diambil oleh para penyusup. Sebagai contoh, sebuah server yang menjalankan beberapa layanan SSH dapat dengan mudah disusupi apabila mengijinkan penggunaan protokol versi 1 atau “remote root login” (RLOGIN) diizinkan. Kesalahan konfigurasi yang jelas ini menyebabkan terbukanya celah kemanan dengan penggunaan protokol versi 1, seperti “buffer overflow” yang dapat menyebabkan penyusup dapat mengambil hak akses “root” ataupun juga dengan menggunakan metode “brute-force password” untuk dapat menebak password “root”.

7. DoS, DDoS.

Serangan Denial of Service adalah serangan yang mengakibatkan setiap korbannya akan berhenti merespon atau “bertingkah” tidak lazim. Contoh serangan klasik “DoS” adalah “Ping of Death” dan “Syn Flood” yang untungnya sudah hampir tidak dapat dijumpai pada saat sekarang. Biasanya serangan DoS menyerang celah yang terdapat pada layanan system atau pada protokol jaringan kerja untuk menyebabkan layanan tidak dapat digunakan. Tehnik yang lainnya adalah menyebabkan system korban “tersedak” dikarenakan banyaknya paket yang diterima yang harus diproses melebihi kemampuan dari system itu sendiri atau menyebabkan terjadinya “bottleneck” pada bandwidth yang dipakai oleh system. Serangan “Distributed Denial of Service” (DDoS) merupakan tipe serangan yang lebih terorganisasi. Jenis serangan ini biasanya membutuhkan persiapan dan juga taktik untuk dapat menjatuhkan korbannya dengan cepat dan sebelumnya biasanya para penyerang akan mencari system kecil yang dapat dikuasai dan setelah mendapat banyak system kecil maka penyerang akan menyerang system yang besar dengan menjalankan ribuan bahkan puluhan ribu system kecil secara bersamaan untuk menjatuhkan sebuah system yang besar. Worm “MyDoom” yang terkenal itu dibuat untuk melancarkan serangan besar-besaran dari puluhan ribu system yang terinfeksi untuk menyerang situs www.sco.com. Serangan itu sukses besar yang menyebabkan www.sco.com harus dipindahkan dari DNS untuk dapat menjalankan kembali layanan.

8. Viruses (virus).

Salah satu definisi dari program virus adalah menyisipkan dirinya kepada objek lain seperti file executable dan beberapa jenis dokumen yang banyak dipakai orang. Selain kemampuan untuk mereplikasi dirinya sendiri, virus dapat menyimpan dan menjalankan sebuah tugas spesifik. Tugas tersebut bisa bersifat menghancurkan atau sekedar menampilkan sesuatu ke layar monitor korban dan bisa saja bertugas untuk mencari suatu jenis file untuk dikirimkan secara acak ke internet bahkan dapat melakukan format pada hard disk korban. Virus yang tersebar di internet yang belum dikenali tidak akan dapat ditangkap oleh program antivirus ataupun semacamnya yang meskipun korban telah terjangkiti tetapi tidak mengetahuinya. Perangkat lunak antivirus biasanya mengenali virus atau calon virus melalui tanda yang spesifik yang terdapat pada bagian inti virus itu sendiri. Beberapa virus menggunakan tehnik polymorphic agar luput terdeteksi oleh antivirus. Kebiasaan virus polymorphic adalah merubah dirinya pada setiap infeksi yang terjadi yang menyebabkan pendeteksian menjadi jauh lebih sulit. Praktisnya setiap platform komputer mempunyai virus masing-masing dan ada beberapa virus yang mempunyai kemampuan menjangkiti beberapa platform yang berbeda (multi-platform). Virus multi-platform biasanya menyerang executable ataupun dokumen pada Windows dikarenakan kepopuleran oleh system operasi Microsoft Windows dan Microsoft Office sehingga banyak ditemukan virus yang bertujuan untuk menghancurkan “kerajaan” Microsoft Corp.

9. Worms.

Sebuah “worm” komputer merupakan program yang menyebar sendiri dengan cara mengirimkan dirinya sendiri ke system yang lainnya. Worm tidak akan menyisipkan dirinya kepada objek lain. Pada saat sekarang banyak terjadi penyebaran worm dikarenakan para pengguna komputer tidak melakukan update pada perangkat lunak yang mereka gunakan, yang dimana ini berarti, sebagai contoh, Outlook Express mempunyai fungsi yang dapat mengizinkan eksekusi pada file sisipan (attachment) e-mail tanpa campur tangan dari pengguna komputer itu sendiri.

10. Trojan horse.

Trojan horse adalah program yang berpura-pura tidak berbahaya tetapi sebenarnya mereka sesuatu yang lain. Salah fungsi yang biasa terdapat pada “trojan horse” adalah melakukan instalasi “backdoor” sehingga si pembuat program dapat menyusup kedalam komputer atau system korban.

11. Junk mail (surat sampah).

“junk mail” sesungguhnya bukan suatu ancaman keamanan yang serius, tetapi dengan penyebaran virus dan worm melalui e-mail, maka jumlah junk mail juga ikut bertambah. Ancaman keamanan sesungguhnya bukan dari e-mail sampah itu sendiri melainkan file sisipannya (attachment) yang patut diwaspadai dikarenakan penyebaran virus dan worm menggunakan metode ini.

12. Time bomb (bom waktu).

“Time bomb” adalah program yang mempunyai tugas tetapi dengan waktu tertentu baru akan menjalankan tugasnya. Beberapa jenis virus dan worm juga mempunyai kesamaan fungsi dengan aplikasi ini. Time bomb berbeda dengan virus ataupun worm dikarenakan dia tidak melakukan replikasi terhadap dirinya tetapi melakukan instalasi sendiri kedalam system.

- Hacker

1. Orang yang secara diam-diam mempelajari sistem yang biasanya sukar dimengerti untuk kemudian mengelolanya dan men-share hasil ujicoba yang dilakukannya.

2. Hacker tidak merusak sistem

- Craker

1. Orang yang secara diam-diam mempelajari sistem dengan maksud jahat

2. Muncul karena sifat dasar manusia yang selalu ingin membangun (salah satunya merusak)

– Ciri-ciri cracker :

• Bisa membuat program C, C++ atau pearl

• Memiliki pengetahuan TCP/IP

• Menggunakan internet lebih dari 50 jam per-bulan

• Menguasai sistem operasi UNIX atau VMS

• Suka mengoleksi software atau hardware lama

• Terhubung ke internet untuk menjalankan aksinya

• Melakukan aksinya pada malam hari, dengan alasan waktu yang memungkinkan, jalur komunikasi tidak padat, tidak mudah diketahui orang lain

– Penyebab cracker melakukan penyerangan :

• spite, kecewa, balas dendam

• sport, petualangan

• profit, mencari keuntungan dari imbalan orang lain

• stupidity, mencari perhatian

• cruriosity, mencari perhatian

• politics, alasan politis

* Different Types of Attacking (jenis-jenis serangan) Scanning.

a) Scanning

adalah metode bagaimana caranya mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari IP/Network korban. Biasanya “scanning” dijalankan secara otomatis mengingat “scanning” pada “multiple-host” sangat menyita waktu. “Hackers” biasanya mengumpulkan informasi dari hasil “scanning” ini. Dengan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan maka “hackers” dapat menyiapkan serangan yang akan dilancarkannya. Nmap merupakan sebuah network scanner yang banyak digunakan oleh para professional dibidang network security, walaupun ada tool yang khusus dibuat untuk tujuan hacking, tapi belum dapat mengalahkan kepopuleran nmap. Nessus juga merupakan network scanner tapi juga akan melaporkan apabila terdapat celah keamana pada target yang diperiksanya. Hacker biasanya menggunakan Nessus untuk pengumpulan informasi sebelum benar-benar meluncurkan serangan. Untungnya beberapa scanner meninggalkan “jejak” yang unik yang memungkinkan para System administrator untuk mengetahui bahwa system mereka telah di-scanning sehingga mereka bisa segera membaca artikel terbaru yang berhubungan dengan informasi log.

b) Password cracking.

“Brute-force” adalah sebuah tehnik dimana akan dicobakan semua kemungkinan kata kunci (password) untuk bisa ditebak untuk bisa mengakses kedalam sebuah system. Membongkar kata kunci dengan tehnik ini sangat lambat tapi efisien, semua kata kunci dapat ditebak asalkan waktu tersedia. Untuk membalikkan “hash” pada kata kunci merupakan suatu yang hal yang mustahil, tapi ada beberapa cara untuk membongkar kata kunci tersebut walaupun tingkat keberhasilannya tergantung dari kuat lemahnya pemilihan kata kunci oleh pengguna. Bila seseorang dapat mengambil data “hash” yang menyimpan kata kunci maka cara yang lumayan efisien untuk dipakai adalah dengan menggunakan metode “dictionary attack” yang dapat dilakukan oleh utility John The Ripper. Masih terdapat beberapa cara lainnya seperti “hash look-up table” tapi sangat menyita “resources” dan waktu.

c) Rootkit.

“Rootkit” adalah alat untuk menghilangkan jejak apabila telah dilakukan penyusupan. Rootkit biasanya mengikutkan beberapa tool yang dipakai oleh system dengan sudah dimodifikasi sehingga dapat menutupi jejak. Sebagai contoh, memodifikasi “PS” di linux atau unix sehingga tidak dapat melihat background process yang berjalan.

* Defending (bertahan)

a) Firewall.

Komputer dan jaringan kerja yang terhubung dengan internet perlu untuk dilindungi dari serangan. Firewall adalah cara yang lumayan efeltif untuk melakukannya. Secara umum firewall akan memisahkan public network dan private network. Tipe firewall dapat dibagi menjadi beberapa kategori, contohnya: Packet Filtering Firewall, “Proxy Firewall”.

b) Logs.

Seorang system administrator wajib untuk melihat log dari system dari waktu ke waktu. Dengan melihat log maka system administrator dapat melihat aktifitas yang terjadi dan kemungkinan besar dapat melakukan antisipasi apabila terlihat beberapa aktifitas yang mencurigakan terjadi.

c) IDS. (Intrusion Detection System)

Satu cara umum melakukan otomatisasi pada pengawasan penyusupan adalah dengan menggunakan IDS. IDS akan mendeteksi jenis serangan dari “signature” atau “pattern” pada aktifitas jaringan. Bahkan dapat melakukan blokade terhadap traffic yang mencurigakan.

d) Honeypot.

“HoneyPot” adalah server “umpan” yang merupakan pengalih perhatian. Tujuan dari honeypot adalah mereka tidak menjalankan layanan sebagaimana umumnya server tetapi berpura-pura menjalankannya sehingga membiarkan para penyusup untuk berpikir bahwa mereka benar-benar adalah “server” yang sesungguhnya. Honeypot juga bermanfaat untuk melihat tehnik yang digunakan oleh para penyusup untuk dapat masuk kedalam system juga sebagai alat untuk mengumpulkan bukti sehingga para penyusup dapat diproses secara hukum.

e) Configuration.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, konfigurasi yang hati-hati akan membantu anda untuk bertahan terhadap kemungkinan serangan yang terjadi. Kebanyakan dari kasus penggantian halaman muka situs (web defacement) terjadi dikarenakan kesalahan konfigurasi sehingga menyebabkan pihak ketiga dapat mengambil keuntungan dari kesalahan ini.
referensi :http://fikirjernih.blogspot.com/2009/11/keamanan-jaringan-komputer.html